Naik kereta tua berusia ratusan tahun membelah Danau Rawa Pening


Naik kereta tua berusia ratusan tahun membelah Danau Rawa Pening


rel membelah danau Rawa Pening

Saat liburan sekolah adalah saat yang tepat untuk jalan-jalan bersama keluarga,
Wisata edukasi tentu lebih tepat untuk mengisi libur sekolah,salahsatunya wisata sejarah, dengan mengunjungi museum,disamping berlibur untuk refreshing juga sekalian menambah wawasan soal sejarah masa lampau.

Di kota Ambarawa ada satu museum yang recomended sekali, yaitu museum kereta api atau Indonesia railway museum, disamping bisa menikmati beragam koleksi kereta dan lokomotif kuno, setiap akhir pekan dan tanggal merah kita juga bisa ikut tour naik kereta tua yang berusia ratusan tahun yang masih beroperasi.

Ada dua rute yang bisa dipilih, yaitu jurusan ambarawa bedono dengan trek menanjak di perbukitan atau jurusan ambarawa bawen dengan rute menyusuri dan membelah danau rawa pening berlatar belakang gunung merbabu.

Dengan harga tiket yang tidak terlalu mahal kita bisa mengisi liburan anak dengan wisata yang mendidik, menambah wawasan sekaligus untuk refreshing dari rutinitas sehari-hari.


latar belakang pegunungan


Sejarah Indonesian Railway Museum

Dilansir dari laman resmi PT. KAI, Museum Kereta Api Indonesia (Indonesian Railway Museum) awalnya adalah sebuah stasiun yang bernama Stasiun Willem I. Stasiun ini dibangun oleh Nedherlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) yang diresmikan pada tanggal 21 Mei 1873 bersamaan pembukaan lintas  Kedungjati-Ambarawa. Tahun 1907.

Ambarawa bisa disebut kota militer, karena keberadaannya menyokong kota garnizum Magelang untuk mengontrol daerah pedalaman. Pada tahun 1835 dibangun sebuah komplek benteng besar yang berhasil dirampungkan tahun 1848. Benteng terbesar di Jawa tersebut diberi nama Willem I mengingat pembangunan banteng dilaksanakan pada masa pemerintahan Raja Willem I. Pada tahun 1873 dibangun jaringan kereta api di Ambarawa oleh perusahaan kereta api swasta Nedherlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM). Pembangunan tersebut merupakan syarat yang harus dipenuhi NISM guna mendapatkan ijin konsensi pembangunan jalur kereta api pertama Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta). NISM diwajibkan membangun jalur kereta api cabang lintas Kedungjati-Ambrawa sepanjang 37 km guna keperluan militer.

Sebagai tempat pemberhentian akhir dibangun Stasiun Willem I (Stasiun Ambarawa). Kuat dugaan, penamaan Willem I mengacu kepada Benteng Willem I yang berada tidak jauh dari lokasi stasiun. Pada 1 Februari 1905 dilanjutkan pembangunan jalur kereta api ke Secang-Magelang yang terdapat jalur kereta khusus, rel bergerigi. Dua tahun berselang, bangunan Stasiun Ambarawa direnovasi dengan mengganti material yang semula berupa kayu dan bambu menjadi batu bata.

 

Danau Rawa Pening

Pada awal pengoperasiannya, Stasiun Willem I digunakan sebagai sarana pengangkutan komoditas ekspor dan transportasi  militer di sekitar Jawa Tengah. Setelah di non aktifkan tahun 1976, Stasiun Ambarawa berubah fungsi menjadi Museum Kereta Api dengan tujuan untuk menyelamatkan peninggalan lokomotif uap serta sebagai salah satu daya tarik wisata di Jawa Tengah. Stasiun Ambarawa dipilih karena Ambarawa memiliki latar belakang historis yang kuat dalam perjuangan kemerdekaan yakni Pertempuran Ambarawa, selain itu Stasiun Ambarawa pada saat itu masih menyimpan teknologi kuno yang masih bisa dioperasikan.

Saat ini, Museum Ambarawa atau Indonesian Railway Museum (IRM) menampilkan koleksi perekeretaapian dari masa Hindia Belanda hingga pra kemerdekaan RI yang meliputi sarana, prasarana dan perlengkapan administrasi. Beberapa koleksi sarana perkeretaapian heritage seperti 26 Lokomotif Uap, 4 Lokomotif Diesel, 5 Kereta dan 6 Gerbong dari berbagai daerah.

Para pengunjung juga dapat menikmati perjalanan wisata dengan menaiki Kereta Api Wisata relasi Ambarawa-Tuntang (pp) dengan lokomotif penarik jenis lokomotif uap maupun kereta diesel vintage. Selain itu terdapat rute kereta Api Wisata Ambarawa-Jambu-Bedono (pp) yang menggunakan lokomotif uap bergigi yang melewati rel bergerigi. Rel bergerigi tersebut satu-satunya yang masih aktif di Indonesia.

Selain menjadi tempat wisata sejarah, museum ini dapat disewa untuk kegiatan Pameran, Ruang Pertemuan, Pemotretan, Shooting, Pesta Pernikahan, Festival, Bazar, Pentas Seni, Workshop, dll.

 

Simak juga video perjalanan kereta wisata Ambarawa berikut;

Comments

Popular posts from this blog

7 Tempat Wisata Gratis di Yogyakarta

Air Mancur Menari Pertama di Indonesia

HARTA KARUN DI BELUKAR SEMERU