Tempat-Tempat Indah di Jalur Pendakian Gunung Semeru

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru 


Semeru adalah sebuah gunung berapi di Jawa Timur, Indonesia. Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut, sekaligus juga merupakan gunung berapi tertinggi ketiga di Indonesia setelah Gunung Kerinci di Sumatra dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat.

Terjadi letusan setiap 15-30 menit dari Kawah Jonggring saloko di puncak Gunung Semeru yang masih aktif. Letusan berupa asap putih, kelabu sampai hitam dengan tinggi letusan 300 - 800 meter. Material yang keluar pada setiap letusan berupa abu, pasir, kerikil, bahkan batu-batu panas menyala yang sangat berbahaya apabila pendaki terlalu dekat.

Gunung Semeru secara administratif termasuk dalam wilayah dua kabupaten, yakni Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, Gunung ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dengan luas 50.273,3 hektar, di dalamnya terdapat beberapa gunung antara lain: Gunung Bromo (2.392 m); Gunung Batok (2.470 m); Gunung Kursi (2.581 m); Gunung Watangan (2.662 m); dan Gunung Widodaren (2.650m). Serta ada empat buah danau (ranu): Ranu Pani, Ranu Regulo, Ranu Kumbolo dan Ranu Darungan. 

Pesona Taman Nasional yang memikat juga tercermin di sekitar jalur pendakian ke puncak Gunung Semeru, kita akan menjumpai beberapa tempat indah yang eksotis dan instagramable, diantaranya;

1. Ranu Pani

Ranu Pani


Hal pertama yang pendaki temui saat akan memulai pendakian ke Gunung Semeru adalah Danau Ranu Pani yang berada di Desa Ranu Pani, Kecamatan Sendoro, Kabupaten Lumajang. Luas danau air tawar ini diperkirakan mencapai satu hektare. Lokasinya sangat strategis untuk bersantai sejenak menghilangkan lelah setelah menempuh perjalanan, karena persis dipinggir sebelah kiri jalan sebelum tiba di pos perijinan pendakian. 

2. Ranu Regulo


Ranu Regulo


Berjarak hanya 2 km dari Ranu Pani, terdapat danau lain yang bernama Ranu Regulo. Danau ini berada di ketinggian 2.100 meter di atas permukaan laut, Ranu Regulo memiliki suasana yang tenang karena pengunjung yang datang ke sini tidak sebanyak di Ranu Kumbolo, warna airnya biru kehijauan, dengan luas kurang dari satu hektar. Jika dibandingkan dengan Ranu Pani, Ranu Regulo lebih kecil. 
Ranu Regulo dikelilingi pebukitan dan pepohonan hijau yang asri dan eksotis yang membuat banyak orang menyebutnya punya vibes Eropa. 

Sehingga sangat tepat sekali untuk berkemah bersama teman-teman maupun keluarga disini. Selain berkemah dan menikmati pemandangan, Ranu Regulo juga cocok bagi mereka yang gemar fotografi. Kita dapat menyusuri tepian danau untuk mengabadikan momen,  memanfaatkan dermaga kecil untuk berfoto berlatar danau, atau memilih duduk di batang pohon yang terbengkalai. 
Ketika malam datang, jika cuaca mendukung, seperti halnya di Ranu Kumbolo, di tempat ini saat mata mengarah pada langit, kita akan menyaksikan hamparan bintang yang indah dalam sabuk galaksi Bima Sakti bertebaran di langit.

3. Ranu Kumbolo

Ranu Kumbolo
Ranu Kumbolo


Siapa yang tidak kenal Ranu Kumbolo? Orang-orang yang tidak gemar mendaki gunung pun sepertinya tau danau ini. Si cantik Ranu Kumbolo berada di ketinggian 2.389 meter di atas permukaan laut. Kecantikan yang dimilikinya benar-benar selalu buat pendaki takjub.

Menjadi saksi matahari terbit diantara 2 bukit di di Ranu Kumbolo merupakan suatu kebahagiaan tersendiri karena moment ini persis seperti lukisan kita saat di bangku TK ketika menggambar pemandangan alam. Diatas permukaannya yang dingin kita bisa menyaksikan kabut tipis mengambang yang menyelimuti Ranu Kumbolo di pagi hari. sungguh sebuah pertunjukan yang dramatis.

Banyak pendaki yang beristirahat di sini hingga tepian danau ini penuh dengan deretan tenda pendaki yang berwarna-warni. Karena banyaknya pendaki yang menghabiskan waktunya untuk menikmati keindahan alam di Ranu Kumbolo hingga tempat ini biasa disebut kampung para pendaki.

4. Tanjakan Cinta

Tanjakan Cinta


Ketika melanjutkan pendakian ke sisi barat Ranu Kumbolo, kita akan melintasi sebuah tanjakan di bukit yang mengarah ke puncak, yang disebut "Tanjakan Cinta".

Ada mitos yang mengatakan bahwa siapapun yang terus berjalan naik sambil memikirkan pasangannya tanpa menengok ke belakang akan memiliki akhir cinta yang bahagia. Namun jika ia menoleh ke belakang saat sedang menanjak, kisah cintanya akan kandas.
Sekali lagi itu hanya sebuah mitos, namun jika penasaran, silahkan untuk dicoba, tapi percaya atau tidak, mitos inilah yang membuat trek ini begitu terkenal. 

5. Oro-Oro Ombo


Oro-oro Ombo


Setelah mendaki Tanjakan Cinta yang lumayan terjal selepas Ranu Kumbolo, pendaki bakal dimanjakan dengan pemandangan savana di Oro-oro Ombo. 

Oro-Oro Ombo bukanlah savana biasa, karena mekarnya bunga Verbena pada bulan April-Mei di kawasan ini membuat savana berubah menjadi lautan berwarna ungu. 

Sering disangka Lavender, Verbena Brasiliensis Vell yang tumbuh memenuhi savana seluas 20 hektare ini mampu tumbuh tinggi, setinggi tubuh manusia dewasa, sekitar 1,5-2 meter. 
Sehingga melewati verbena pun seakan seperti menembus labirin hidup. Tak khayal, spot Oro-oro Ombo ini menjadi favorit pendaki untuk berfoto.

6. Kalimati
Edelweiss di Kali Mati


Kalimati merupakan lembah yang berlatar belakang hutan pepohonan Cemara. Hamparan pohon bunga edelweiss seluas 20 hektare juga menghiasi area ini. Waktu paling tepat untuk berfoto di padang sabana ini adalah pagi hari ketika sinar matahari tengah menembus kabut. Pemandangan yang dihasilkan akan terlihat magis dan memukau.

Kalimati juga merupakan batas pos terakhir  sebelum pendaki melanjutkan trekking ke Puncak Mahameru. 
Di sini sering sekali terdengar suara gemuruh seperti guntur, bahkan kadang disertai juga dengan hujan abu yang berasal dari letusan Gunung Semeru yang memang masih aktif. 

7. Puncak Mahameru

Puncak Mahameru


Jika sudah melewati tempat-tempat menarik yang disebutkan sebelumnya, dalam beberapa jam kita akan bertemu dengan primadona Gunung Semeru, yakni Puncak Mahameru. 

Kita akan merasakan suasana hati yang campur aduk ketika sampai pada titik ini. Berfoto dengan latar awan putih dan biru langit, benar-benar menakjubkan. 
Apalagi jika beruntung saat kawah Jonggring Saloko meletus, latar belakang foto kita adalah kepulan asap letusan Gunung Semeru, woow keren!!

Selain pemandangannya, berfoto di Puncak Mahameru menghadirkan kepuasan tersendiri. Bisa menjejakkan kaki di atap tertinggi Pulau Jawa adalah sebuah pencapaian yang tidak akan terlupakan. 
Karena Puncak Mahameru tidak bisa didaki oleh sembarang orang. Hanya pendaki yang benar-benar memiliki stamina dan tekat kuat yang dapat menggapai puncaknya para Dewa tersebut. 

simak pula videonya pada link berikut;

Salam lestari..

Comments

Popular posts from this blog

7 Tempat Wisata Gratis di Yogyakarta

Air Mancur Menari Pertama di Indonesia

HARTA KARUN DI BELUKAR SEMERU